1. Annopheles
Sp (bionomik)
Nyamuk
Anopheles sp adalah adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Nyamuk Anopheles memiliki tubuh yang langsing dan 6 kaki panjang dan
memiliki sayap yang bersisik.
2. Culex
Sp
Culex sp adalah
genus dari nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit yang penting seperti
West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis.
Nyamuk dewasa dapat berukuran 4 – 10 mm (0,16 – 0,4 inci). Dan dalam
morfologinya nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum: kepala, dada, dan perut.
Nyamuk Culex yang banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis Culex
quinquefasciatus.
Klasifikasi Culex
adalah sebagai berikut :
-
Kingdom : Animalia,
-
Phylum : Arthropoda,
-
Class : Insecta,
-
Ordo : Diptera,
-
Family : Culicidae,
-
Genus : Culex
Siklus hidup nyamuk
Anopheles Sp adalah sebagai berikut :
a. Telur
Seekor nyamuk betina
mampu meletakan 100-400 butir telur. Setiap spesies nyamuk mempunyai kebiasaan
yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan
air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk
mengapung.
b. Larva
Setelah kontak dengan
air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan
larva dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya
hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan
sampai dewasa kurang lebih 5 hari.
c. Pupa
Pupa merupakan stadium
terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini tidak
memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium
kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk
membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan
makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan
keluar dari air.
d. Dewasa
Setelah muncul dari
pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi
akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang
esensial untuk mematangkan telur. Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan
waktu sekitar 10 sampai 12 hari.
Nyamuk betina menghisap
darah untuk proses pematangan telur, berbeda dengan nyamuk jantan. Nyamuk
jantan tidak memerlukan darah tetapi hanya menghisap sari bunga. Setiap nyamuk
mempunyai waktu menggigit, kesukaan menggigit, tempat beristirahat dan
berkembang biak yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
a. Tempat
berkembang biak
Nyamuk Culex sp suka
berkembang biak di sembarang tempat misalnya di air bersih dan air yang kotor
yaitu genangan air, got terbuka dan empang ikan.
b. Perilaku
makan
Nyamuk Culex sp suka
menggigit manusia dan hewan terutama pada malam hari. Nyamuk Culex sp suka
menggigit binatang peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan sapi. Menurut
penelitian yang lalu kepadatan menggigit manusia di dalam dan di luar rumah
nyamuk Culex sp hampir sama yaitu di luar rumah (52,8%) dan kepadatan menggigit
di dalam rumah (47,14%), namun ternyata angka dominasi menggigit umpan nyamuk
manusia di dalam rumah lebih tinggi (0,64643) dari nyamuk menggigit umpan orang
di luar rumah (0,60135).
c. Kesukaan
beristirahat
Setelah nyamuk
menggigit orang atau hewan nyamuk tersebut akan beristirahat selama 2 sampai 3
hari. Setiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan beristirahat yang berbeda-beda. Nyamuk
Culex sp suka beristirahat dalam rumah. Nyamuk ini sering berada dalam rumah
sehingga di kenal dengan nyamuk rumahan.
d. Aktifitas
menghisap darah
Nyamuk Culex sp suka
menggigit manusia dan hewan terutama pada malam hari (nocturnal). Nyamuk Culex
sp menggigit beberapa jam setelah matahari terbenam sampai sebelum matahari
terbit. Dan puncak menggigit nyamuk ini adalah pada pukul 01.00-02.00.
3. Aedes
Sp
Nyamuk Aedes merupakan
sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis. Namanya diperoleh dari
perkataan Yunani aēdēs, yang berarti "tidak menyenangkan", karena
nyamuk ini menyebarkan beberapa penyakit berbahaya seperti demam berdarah dan
demam kuning.Aedes yang berperan sebagai vector penyakit semuanya tergolong
stegomya dengan ciri-ciri tubuh bercorak belang hitam putih pada dada, perut,
tungkai. Corak ini merupakan sisi yang menempel di luar tubuh nyamuk. Corak
putih pada dorsal dada (punggung) nyamuk berbentuk seperti siku yang
berhadapan.
Bionomik nyamuk Aedes
Sp adalah kebiasaan tempat perindukan (breeding habit), kebiasaan menggigit
(feeding habit), kebiasaan beristirahat (resting habit) dan jarak terbang.
a. Tempat
perindukan nyamuk (Breeding Habit)
Tempat perindukan
nyamuk Aedes berupa genangan-genangan air yang tertampung di suatu wadah yang
disebut dengan kontainer bukan genangan air di tanah. Tempat bertelur yang
disukai oleh nyamuk betina adalah dinding vertikal bagian dalam dari tempat
atau kontainer yang berisi air sedikit dibagian atas permukaan air, dan
terlindung dari cahaya matahari langsung dan nyamuk betina bertelur disaat-saat
segera sebelum matahari terbenam. Tempat penampungan air yang ada di masyarakat
biasanya berupa bak mandi dengan bahan terbuat dari porselin ataupun plesteran
biasa, gentong dari tanah, drum dan lain-lain.
Secara bioekologis
kedua spesies nyamuk tersebut mempunyai dua habitat yaitu aquatic (perairan)
untuk fase pradewasanya (telur, larva dan pupa), dan daratan atau udara untuk
serangga dewasa. Walaupun habitat imago di daratan atau udara, namun juga
mencari tempat di dekat permukaan air untuk meletakkan telurnya. Bila telur
yang diletakkan itu tidak mendapat sentuhan air atau kering masih mampu
bertahan hidup antara 3 bulan sampai satu tahun. Masa hibernasi telur-telur itu
akan berakhir atau menetas bila sudah mendapatkan lingkungan yang cocok pada
musim hujan untuk menetas. Terlur itu akan menetas antara 3 – 4 jam setelah
mendapat genangan air menjadi larva. Habitat larva yang keluar dari telur
tersebut hidup mengapung di bawah permukaan air. Perilaku hidup larva tersebut
berhubungan dengan upayanya menjulurkan alat pernafasan yang disebut sifon
menjangkau permukaan air guna mendapatkan oksigen untuk bernafas. Habitat
seluruh masa pradewasanya dari telur, larva dan pupa hidup di dalam air
walaupun kondisi airnya sangat terbatas.
Berbeda dengan habitat
imagonya yaitu hidup bebas di daratan (terrestrial) atau udara (aborial).
Walaupun demikian masing-masing dari spesies itu mempunyai kebiasaan hidup yang
berbeda yaitu imago Ae. aegypti lebih menyukai tempat di dalam rumah penduduk
sementara Ae. albopictus lebih menyukai tempat di luar rumah yaitu hidup di
pohon atau kebun atau kawasan pinggir hutan. Oleh karena itu, Ae. albopictus
sering disebut nyamuk kebun. Sementara Ae. aegypti yang lebih memilih habitat
di dalam rumah sering hinggap pada pakaian yang digantung untuk beristirahat
dan bersembunyi menantikan saat tepat inang datang untuk mengisap darah.
Informasi tentang habitat dan kebiasaan hidup nyamuk tersebut sangat penting
untuk mempelajari dan memetakan keberadaan populasinya untuk tujuan
pengendaliannya baik secara fisik-mekanik, biologis maupun kimiawi.
Dengan pola pemilihan
habitat dan kebiasaan hidup imago tersebut Ae. aegypti dapat berkembang biak di
tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, tempayan, tempat minum burung
dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi
air. Sementara Ae. albopictus dapat berkembang biak di habitat perkebunan
terutama pada lubang pohon atau pangkal babu yang sudah dipotong yang biasanya
jarang terpantau di lapangan. Kondisi itu dimungkinkan karena larva nyamuk
tersebut dapat berkembang biak dengan volume air minimum kira-kira 0.5
sentimeter setara atau dengan dengan satu sendok teh.
b. Kebiasaan
menggigit (Feeding Habit).
Berdasarkan penelitian
kebiasaan menggigit nyamuk betina Ae. aegypti terutama antara pukul 8 00 - 13
00 dan 15 00 -17 00 WIB, dengan demikian dapat dikatakan bahwa nyamuk betina
menggigit pada pagi dan sore hari. Tempat menggigit lebih banyak di dalam rumah
daripada di luar rumah. Menggigit dan menghisap darah manusia dan bisa
menggigit beberapa kali hal ini dikarenakan pada siang hari nyamuk belum
kenyang dalam mengambil darah, orang yang digigit sudah aktif bergerak,
kemudian nyamuk terbang dan menggigit orang lagi sampai cukup darah untuk
pertumbuhan dan perkembangan telurnya.
c. Kebiasaan
beristirahat (Resting Habit)
Setelah menggigit
selama menunggu pematangan telur nyamuk akan hinggap di tempat-tempat dimana
terdapat kondisi yang optimum untuk beristirahat, setelah itu nyamuk akan
bertelur dan menghisap darah lagi. Tempat-tempat yang disenangi nyamuk untuk
hinggap/istirahat adalah tempat-tempat yang gelap, lembab dan sedikit dingin,
juga pada baju-baju yang bergantungan.
d. Jarak
terbang
Nyamuk Ae. aegypti
sehari-hari mempunyai kebiasaan terbang dekat permukaan tanah dan bergerak ke
semua arah untuk mencari mangsa, mencari tempat bertelur, mencari tempat
beristirahat dan melakukan perkawinan. Nyamuk betina dapat terbang rata-rata 50
meter, dan ada kalanya sampai sejauh dua kilometer. Di daerah yang padat penduduknya
dan cukup banyak tempat air untuk bertelur, kemungkinan terjadi penyebaran
sampai jauh sedikit sekali.
4. Mansonia
Sp
Ciri-ciri nyamuk
Mansonia
1. Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90º
2. Bentuk tubuh besar dan panjang
3. Bentuk sayap asimetris.
4. Menyebabkan penyakit filariasis
5. Penularan penyakit dengan cara membesarkan
tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar